Rabu, 05 Juni 2013

MODIFIKASI CRANKSHAFT PART 2

Modifikasi Crank Shaft Bagian 2

Posisi Crank Shaft harus Center
  a. Posisi Crank Shaft Dilihat dari Samping                    b. Posisi Crank Shaft Dilihat dari Depan
Gbr. 49. Posisi Crank Shaft 


Untuk tujuan road race atau touring, modifikasi pada crank shaft bawaan sepeda motor (crank shaft standar) tidak banyak mengalami perubahan. Setelah penggantian connecting rod yang lebih ringan (jenis racing), proses pemasangan antara crank shaft kiri dan kanan dilakukan dengan teliti. Pemasangan dudukan connecting rod (crank pin) pada crank shaft harus seimbang dan kuat, agar pada putaran tinggi tidak terjadi perubahan atau geseran pada poros dudukan connecting road (Gbr. 49).

Posisi seperti gbr.49.a, yaitu Xº adalah kemungkinan terjadinya kemiringan saat pemasangan poros jalan connecting rod. Kemiringan ini tidak boleh terjadi, karena akan mentulitkan pemasangan pada crank shaft pada crank casenya. Untuk itu pada saat pemasangan crank pin dan crank shaft diperlukan pelurus, agar tidak terjadi kemiringan seperti diatas. Bukan hanya kemiringan saja yang harus menjadi perhatian agar crank shaft dapat bekerja dengan seimbang (balance), jarak A dan B pada gbr.49.b juga harus sama.

Kemiringan dan jarak permukaan balancer yang tidak sama akan ditimbulkan, apabila saat pemasangan poros pada crank shaft tidak tepat dan suaian poros connecting rod yang tidak pada suaian fit (keras) sehingga memungkinkan terjadinya kelonggaran saat putaran tinggi dalam waktu lama. 

Disamping pemasangan dengan pelurus, pemasangan crank pin connecting rod diusahakan dengan suaian fit press dengan pemasangan yang dilakukan dengan tekanan tinggi. Pemasangan crank pin connecting rod sebaiknya menggunakan perangkat press hydrolik. Kemudian setelah jarak kedua sisi sama dan kedua crank shaftnya lurus, kedua sisi ujung crank pin pada crank shaft diperkesar dengan pengelasan argon, sehingga crank pin connecting rod di crank shaft tidak berubah poisi pada saat motor bekerja pada putaran tinggi dalam waktu yang lama. Gbr. 50 adalah saat pelurusan crank shaft dengan menggunakan pelurus dan Dial Indicator.

Proses pelurusan Crank Shaft

Gbr. 50. Proses Pelurusan Crank Shaft 

Modifikasi atau perubahan pada crank shaft umumnya terjadi pada crank shaft sepeda motor yang mengalami perubahan langkah (stroke) dari standar pabrikan menjadi lebih panjang langkahnya (stroke). Perubahan langkah pada crank shaft akan diikuti dengan perubahan connecting rod, piston dan pinnya, serta perubahan blok silindernya. Pekerjaan modifikasi yang dilakukan pada crank shaft antara lain adalah:
  • Perubahan diameter dan bentuk Crank Pin 
  • Perubahan dudukan crank pin (balancer crank shaft)
  • Perubahan ketebalan balancer crank shaft.
Perubahan crank pin tujuannya untuk menyesuaikan diameter connecting rod yang berdiameter lebih besar dari diameter aslinya. Connecting rod dan bearing pada crank pin menjadi acuan dalam membuat crank pin pada crank shaft, sedangkan diameter yang tertanam dibalancer bisa menggunakan diameter aslinya atau bisa juga diperbesar sesuai dengan diameter crank pin yang baru. 

Beberapa bentuk crank pin yang digunakan pada perubahan langkah (stroke), mulai dari A hingga B pada Gbr.  51. Untuk perubahan diameter crank pin tanpa modifikasi bentuk, dudukan crank pin pada crank shaft (balancer) juga bisa diperbesar. Lubang yang dibuat pada dudukan crank pin harus dibuat dengan suaian fit, sehingga saat crank pin tidak mengalami perubahan posisi atau bergeser akibat putaran tinggi saat motor bekerja.
Berbagai bentuk modifikasi crank pin

Gbr. 51. Bentuk Crank Pin

Perubahan bentuk pada crank pin mengikuti lubang connecting rod  dan bearingnya, jadi diameter crank pin pada connecting rod bisa sama atau lebih besar dari diameter crank pin yang duduk pada crank shaft. Diameter crank pin yang lebih besar bisa langsung digunakan dengan memperbesar diameter dudukan crank pin di crank shaft juga bisa dilakukan (gbr. 42)

Pembesaran lubang crank pin
Gbr. 52. Pembesaran Diameter Lubang Crank Pin


Perubahan langkah pada crank shaft dgn connecting rod yang lebih panjang langkahnya menyebabkan jarak dudukan menjadi lebih besar dari sebelumnya.  Agar jarak tetap sama dengan semula, maka pipi balancer bagian dalam diperkecil dengan pembubutan sesuai dengan tebal connecting rod bagian  bawah (gbr. 53). Pemotongan harus dilakukan untuk mempertahankan ukuran luar dari pipi balancer crank shaft seperti semula, disebabkan oleh keterbatasan ruang yang tersedia pada crank case. Gbr. 53. a, adalah jarak A dan B pada crank shaft sebelum mengalami perubahan (standar) dan pada gbr. 53.b,  adalah jarak A’ dan B’ setelah crank shaft dipasang crank pin yang berdiameter (connecting rod yang lebih panjang langkahnya).
Perubahan Jarak Bandul Crank Shaft
   a. Jarak Crank Pin Standar     b. Jarak Crank Pin Setelah Modifikasi
Gbr. 53. Perubahan Jarak Modifikasi Crank Pin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar